foto:edo
SEORANG eksekutif di perusahaan sepeda motor menuturkan, hampir sekitar 90% skema pembelian sepeda motor menggunakan fasilitas kredit. Produk yang diminati terutama adalah tipe bebek. Hanya sedikit konsumen yang membeli secara kredit di segmen sepeda motor sport, terutama untuk kelas 400cc ke atas. Walau, saat ini ada fasilitas kredit untuk pembelian sekelas sepeda motor Harley-Davidson.
Apa faedah membeli sepeda motor secara kredit? Inilah jawaban dari beberapa konsumen yang saya ajak berbincang-bincang. Pertama, meringankan daya beli konsumen. Kedua, prosesnya cukup mudah. Ketiga, mendapat asuransi tanpa perlu mengurus premi yang dianggap berbelit.
Mari kita tengok uraian dari masing-masing alasan tersebut. Pertama, meringankan daya beli konsumen. Pernyataan ini ternyata lebih banyak kepada unsur keringanan dalam penyediaan uang muka dan besaran cicilan per bulan. Di lapangan, untuk sepeda motor tipe bebek, ada dealer yang berani memasang tarif uang muka Rp 500-600 ribu. Untuk cicilannya berkisar Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu per bulan. Tentu tergantung besaran uang muka dan tenor yang dipakai. Sebagai ilustrasi, untuk sepeda motor Supra X 125 standar seharga Rp 14,365 juta, dengan uang muka Rp 600 ribu, konsumen cukup membayar Rp 585 ribu per bulan selama 34 kali. (lihat tabel)
Sekilas memang meringankan konsumen. Namun, jika dihitung cicilan dikalikan tenor dan uang muka, total yang dikeluarkan konsumen sebesar Rp 20,49 juta.
Faedah kedua, proses pembelian dengan sistem kredit cukup mudah dari segi persyaratan administrasinya. Konsumen cukup melampirkan foto kopi kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), foto kopi rekening listrik atau telepon, slip gaji, dan foto kopi buku tabungan.
Terkait faedah ini, sesungguhnya untuk mekanisme pembelian tunai memang lebih sederhana. Maklum, konsumen tidak perlu membuktikan kemampuan mencicilnya, wong dia sudah menyediakan uang tunai. Tinggal bayar, beres.
Faedah ketiga, dengan membeli secara kredit, sepeda motor yang diangsurnya mendapat perlindungan asuransi selama masa angsuran. Berbeda dengan pembelian secara tunai, konsumen harus mengurus sendiri pengajuan asuransinya. Kadang, karena dianggap berbelit, konsumen akhirnya tidak mengasuransikan sepeda motornya.
Lebih Mahal
Menjadi sebuah kewajaran jika konsumen membeli secara mencicil maka dia memikul biaya yang lebih besar ketimbang membeli tunai. Dari ilustrasi sepeda motor Supra X 125 standar di atas, selisih biaya yang dipikul konsumen sekitar Rp 6,1 juta dibandingkan dengan sistem pembelian tunai.
Semakin tinggi harga sepeda motor, semakin besar selisih biaya yang ditanggung konsumen. Sekadar ilustrasi, untuk pembelian secara kredit sepeda motor Kawasaki Ninja 250 R yang dibanderol Rp 46,5 juta, selisih antara membeli tunai dengan kredit mencapai sekitar Rp 21,7 juta.
Selisih itu dengan perhitungan uang muka Rp 10 juta dengan tenor 32 bulan sehingga cicilan per bulan sekitar Rp 1,8 juta.
Bagi perusahaan leasing yang menanggung pembayaran ke dealer, tentu saja ada risiko. Karena itu, bunga yang dibebankan kepada konsumen cukup masuk akal.
Persoalannya, bagaimana konsumen secara bijak membeli sepeda motor idamannya. Secara umum bisa dengan menyiapkan uang muka lebih besar, sehingga sisa kreditnya lebih ringan. Misal, untuk membeli sepeda motor Yamaha Byson yang dibanderol Rp 19,9 juta, jika dengan uang muka Rp 3 juta dan tenor 35 bulan, maka besaran cicilan sekitar Rp 879.800. Artinya, selisih harga tunai dengan harga kredit nyaris sekitar Rp 13,89 juta. Selisih harga itu sudah bisa membeli satu unit Suzuki New Shogun.
Namun, jika konsumen menyediakan uang muka Rp 5,5 juta, dengan tenor 11 bulan, selisih harganya sekitar Rp 3,5 juta. Tapi, risikonya, besaran cicilan Rp 1,63 juta per bulan.
Tentu saja, langkah paling bijak adalah membeli secara tunai. Nah, di sini butuh ketekunan untuk menabung. “Tapi, untuk ukuran saya sulit pak, bisa-bisa malah gak bisa beli motor. Anggap saja cicilan itu tabungan,” ujar Yono, seorang penjaga rumah makan suatu ketika. Dia mencicil satu unit sepeda motor bebek dengan cicilan sebesar Rp 450 ribu per bulan selama 35 kali.
Bagaimana strategi Anda untuk membeli sepeda motor? (edo rusyanto)